Sabtu, 03 Mei 2014

PENGUJIAN HIPOTESIS



1.     Pengertian Hipotesis
Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.
Hipotesis merupakan dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan.  Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris. Hipotesis merupakan identik dari perkiraan atau prediksi. Dari sebuah hipotesis maka akan menimbulkan suatu prediksi, karena prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis dapat diketahui jika telah melakukan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya. Salah satu langkah dalam penelitian menggunakan metodo ilmiah adalah hipotesis. Seorang ilmuan/ peneliti haruslah mempunyai kemampuan untuk memprediksi suatu permasalahan. Mungkin anda sering mendengar mengenai perkiraan cuaca, perkiraan iklim yang sering disiarkan di televise ataupun di radio, di internet dan lain-lain. Itu dilakukan oleh para ahli meteorology, mereka dapat memprediksi/ memperkirakan cuaca yang akan terjadi di suatu daerah pada suatu hari dengan cara melakukan observasi menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Maka kemampuan memprediksi merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan.

2.    Langkah Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran. 

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Nyatakan hipotetsis nolnya H0 bahwa q = qo ,
  2. Pilih hipotetsis alternative atau lawan hipotesis awal H1 yang sesuai q ¹ qo, q > q0 ,q < qo
  3. Tentukan taraf signifikan a.
  4. Pilih statistic uji yang digunakan apakah z, t, c2 , F atau lainnya.
  5. Tentukan wilayah ktitisnya atau daerah penolakan Ho
  6. Perhitungan nilai statistic uji berdasarkan sample.
  7. Kesimpulan, yaitu Keputusan antara tolak H0 atau terima Ho.

3.    Jenis-jenis Hipotesis
a.    Hipotesis deskriptif (pada satu sampel/variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan)
b.    Hipotesis komparatif
c.    Hipotesis hubungan

1.    Hipotesis Deskriptif
Hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variable lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menggambarkan suatu fenomena, atau untuk menjawab permasalahan taksiran.
Dalamperumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yg tegas, yaitu kalau Ho ditolak, pasti Ha diterima.
-Contoh : Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yg dibimbing di lembaga itu paling sedikit 90% dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Rumusan hipotesis statistiknya :
Ho : µ ≥ 0,90
Ha : µ < 0,90
  
 2.    Hipotesis Komparatif
Hipotesis yang dirumuskan untuk memeberikan jawaban pada permasalahn yang bersifat membedakan atau membandingkan antara satu dengan data lainnya.
-Contoh :
Rumusan masalah komparatif : Apakah ada perbedaan produktifitas kerja antara pegawai golongan I, II, dan III?
Rumusan hipotesis : Tidak terdapat perbedaan (ada persamaan) produktifitas kerja antara pegawai golongan I, II, dan III.
Rumusan hipotesis statistiknya :
Ho : µ1 = µ2 = µ3
Ha : µ1 ≠ µ2 = µ3 (salah 1 berbeda merupakan Ha)
     3.    Hipotesis Asosiatif
Hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan / pengaruh. Sedangkan menurut sifat hubungannya hipotesis ini dibagi tiga jenis yaitu.
a.    Hipotesis hubungan simetris
Hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variable atau lebih tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
Contoh.
1.    Ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilan
2.    Terdapat hubungan yang positif antara banyaknya peserta didik rajin belajar dengan tingkat intelegensi (IQ)

b.    Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal)
Hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat sebab akibat antara dua variable atau lebih
Contoh.
1.    Tingkat pengangguran berhubungan dengan tingkat kriminalitas
2.    Tingkat keberhasilan peserta didik bergantung pada cara belajar peserta didik itu sendiri

c.    Hipotesis hubungan interaktif
Hipotesis hubungan antara dua variable atau lebih bersifat saling mempengaruhi.
Contoh.
1.    Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara status peserta didik sebagai anak pejabat dengan cara belajar peserta didik di sekolah.
2.    Terdapat pengaruh timbal balik antara kreativitas peserta didik dengan hasil belajar

Sumber :
http://iwan24.blogspot.com/
http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/06/pengertian-hipotesis.html
Sugiyono.(2012).Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar